top of page

Mengatasi Imposter Syndrome di Tempat Kerja

Diperbarui: 29 Mar

 

70 % dari kita mungkin pernah mengalami sindrom yang bernama imposter syndrom dalam kehidupan kita. Imposter syndrom merupakan sebutan bagi seseorang yang tidak memiliki rasa kepercayaan diri, dan cenderung merasa tidak pantas akan suatu pencapaian dan keberhasilan yang didapat. Syndrom ini sangat umum terjadi di tempat kerja, dimana individu akan merasa tidak pantas akan posisi atau tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya.


Imposter syndrom diperkenalkan oleh seorang psikolog bernama pauline clans dan Suzanne Imes pada tahun 1970-an. Imposter syndrom merupakan suatu gangguan psikologis yang menyebabkan seseorang merasa tidak pantas akan suatu pencapaian atau keberhasilan yang telah didapatkan.


Dampak Impostor Syndrome di Tempat Kerja


Impostor Syndrome dapat berdampak buruk pada kinerja di tempat kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Young & Kim (2020) menunjukan bahwa karyawan dengan imposter syndrom memiliki perasaan cemas yang lebih tinggi dan merasa kurang puas dengan pekerjaan mereka. Mereka juga seringkali menghindari tanggung jawab yang menantang dan kesulitan dalam berinteraksi dengan rekan kerja. Mereka mungkin menunda-nunda tugas atau menghindari tantangan karena takut gagal atau dianggap sebagai “penipu”. Akibatnya, hal ini dapat menghambat kemajuan karir dan merusak hubungan profesional dengan rekan kerja.


Langkah-langkah untuk mengatasi Impostor Syndrome 


A. Untuk diri sendiri

1. Kenali kalau Anda mengalami Impostor Syndrome

Hal tersebut akan membantu anda dalam mengidentifikasi perangkap pemikiran negatif. Setelah Anda mengetahui adanya hal tersebut, Anda bisa bertanya kepada diri sendiri, apakah benar bahwa Anda tidak berhak atas prestasi tsb? Mungkin saja hal ini terpicu oleh suatu kejadian tertentu yang mana Anda masih simpan di alam bawah sadar Anda.


2. Belajarlah untuk meminta dukungan

Meminta dukungan bukanlah menunjukan Anda lemah, tetapi tanda jika Anda kuat. Pecahkah kesunyian dan carilah dukungan sesegera mungkin untuk menghindari kekhawatiran yang berlebih. Anda bisa meminta bantuan dari seorang coach, counselor, dsb.


3. Bersikap baik dan penuh kasih sayang pada diri sendiri

Ingatkanlah diri Anda akan kesuksesan dan kemenangan yang Anda miliki. Buatlah daftar akan pencapaian dan hal-hal baik serta pujian yang orang-orang berikan kepada Anda.


4. Fokus pada validasi diri versus validasi eksternal

Ketika pujian dari orang lain tidak ada, cobalah untuk mencari dorongan dari dalam diri sendiri. Tetapkan tujuan realistis yang mentang Anda dan berikan penghargaan ketika berhasil menyelesaikannya.


5. Ubah kembali pembicaraan negatif pada diri sendiri

Tidak ada orang yang sempurna, dan salah bukan berarti Anda gagal. Cobalah untuk menganggap pengalaman belajar sebagai suatu pertumbuhan, bukan sebagai kekurangan.


B. Mendukung karyawan Anda

1. Ciptakan iklim kerja yang aman secara psikologis

Rekan kerja dapat lebih terbuka tentang kerentanan mereka ketika tidak ada “judgement” yang diberikan oleh atasan maupun rekan kerja lain. Dorong percakapan yang sehat untuk mendorong iklim kerja yang aman.


2. Mendorong keseimbangan kerja dan kehidupan yang sehat

Pekerjaan telah mengambil bagian besar kehidupan banyak orang, oleh karena itu pentingnya untuk perusahaan untuk memastikan antara kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan tetap terjaga keseimbangannya. 


3. Rayakan kesuksesan dan hindari budaya menyalahkan

Ciptakan lingkungan yang mendorong pertumbuhan dan perencanaan kesuksesan karyawan. Jangan selalu menyalahkan atau menghukum karyawan ketika melakukan kesalahan.


4. Mengadopsi praktik mentoring dan pembinaan

Bimbingan dari orang yang lebih berpengalaman dapat membantu mereka yang baru masuk dunia kerja untuk merasa dirangkul dan didukung.


5. Menemukan Imposter syndrome

Perhatikan rekan kerja Anda yang tampak memiliki kesulitan atau menunjukan gejala Imposter syndrom. Carilah tanda-tanda imposter syndrom  seperti penarikan diri dari interaksi tim, kecenderungan untuk bekerja terlalu keras, atau kebiasaan menunda-nunda. Mengenali tanda-tanda ini dapat menjadi langkah pertama dalam menawarkan dukungan dan mengatasi masalah.


 

*Jika Anda memiliki pertanyaan, silahkan email info@conversations4change.com

 

Daftar Pustaka


Chan, T. (2024) 10 ways to stop imposter syndrome for yourself and your employees, Human Resources Online. Available at: https://www.humanresourcesonline.net/10-ways-to-stop-imposter-syndrome-for-yourself-and-your-employees?fbclid=IwAR3OxLzuv5_Cj76fP7IA-7v9hnCrdima2xjjNIGEFPw6B3GY6OmdOGWizto (Accessed: 14 March 2024).


Siloam Hospital (2023) Mengenal Impostor Syndrome, Penyebab, & Cara Mengatasinya, Rumah Sakit Dengan Pelayanan Berkualitas - Siloam hospitals.


Young, V., & Kim, S. (2020). The Impostor Syndrome Phenomenon: An Examination of the Perceived Fraudulent Tendency Scale. Frontiers in Psychology, 11, 602342






37 tampilan0 komentar
bottom of page