top of page

Strategi DEI dalam Perekrutan dan Pemilihan Karyawan: Praktik Terbaik untuk Menjaga Lingkungan Kerja yang Inklusif

 

Diversity, Equity dan Inclusion atau keberagaman, kesetaraan dan inklusifitas dalam organisasi mendapatkan sorotan besar akhir-akhir ini. Salah satu hambatan dari DEI adalah rasisme. Rasisme adalah salah satu masalah yang masih melanda banyak aspek kehidupan, termasuk lingkungan kerja. Di tempat kerja, rasisme bisa mengakibatkan ketidakadilan, ketegangan, dan ketidaknyamanan bagi karyawan yang menjadi korban. Meskipun perusahaan sering kali menetapkan kebijakan non-diskriminasi, namun masih ada tantangan dalam menerapkan praktik ini secara efektif khususnya dalam proses rekrutmen dan kenaikan pangkat, dsb. Artikel ini membahas tentang rasisme pada proses perekrutan.


Pemahaman Rasisme dalam Konteks Rekrutmen


Rasisme merupakan suatu perlakuan buruk terhadap orang lain dikarenakan ia berasal dari ras tertentu atau karena karakteristik pribadi yang terkait dengan ras (seperti tekstur rambut, warna kulit, ataupun bentuk wajah tertentu), dimana menimbulkan kerugian pada orang tersebut.  Perilaku rasisme pada umumnya didasarkan pada sikap, keyakinan, ataupun ideologi seseorang terhadap ras lain.

Dalam proses rekruitment, yang biasa terjadi adalah surat lamaran dikarenakan pelamar yang memiliki nama etnis, berwarna kulit yang berbeda, berkuliah yang secara historis mewakilkan ras tertentu, atau alasan lain yang membuat rekruiter merasa bahwa orang tersebut tidak akan “fit in”. Skenario kedua yang umum terjadi, setelah melakukan wawancara secara langsung, rekruter langsung menolak pelamar bukan karena kualifikasi yang tidak memadahi, tetapi karena alasan lainnya. Misalkan, seseorang pelamar dari Indonesia Timur, ditolak lamaran pekerjaannya karena cara bicara orang tersebut  yang “to the point” dan penampilan orang tersebut terlalu berbeda  dengan pekerja lainnya. 


Keuntungan bagi perusahaan menerapkan rekruitmen yang inklusif


Menciptakan rekruitmen yang inklusif akan menguntungkan perusahaan karena pelamar dipilih berdasarkan kualifikasinya dan kemampuan dia dalam menjalankan pekerjaannya, bukan karena alasan lainnya. Menciptakan proses rekruitment tanpa bias akan memastikan bahwa perusahaan mepunyai talent terbaik untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu perusahaan consulting ternama, Mc. Kinsey and Co, telah mengadakan penelitian yang membuktikan bahwa perusahaan yang mempunyai keberagaman ras pada posisi pengambik keputusan mempunyai kinerja yang lebih baik daripada perusahaan yang tidak mempunyai pekerja dengan keberagaman ras. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa tidak ada bias dalam proses rekruitment.


Langkah - langkah strategis Anti rasisme dalam perekrutan


1. Kesadaran dan pelatihan 

Langkah pertama yang dapat diberikan adalah dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya inklusi dan diversitas di tempat kerja. Perusahaan dapat menyelenggarakan pelatihan yang berfokus pada kesadaran rasial, bias tak sadar, dan cara untuk menghindari diskriminasi dalam proses perekrutan. Pelatihan ini wajib diikuti oleh seluruh karyawan.


2. Menciptakan kriteria seleksi yang objektif

Kriteria seleksi yang jelas dan objektif sangatlah penting agar proses Perekrutan tidak dipengaruhi oleh bias rasial. perusahaan dapat memastikan bahwa kriteria yang dibuat telah relevan dengan pekerjaan yang ditawarkan dan tidak diskriminatif. Selain itu, menggunakan metode wawancara yang beragam dapat membantu dalam mengurangi kemungkinan bias rasial. 


3. Diversifikasi tim perekrut

Sangatlah penting bagi perusahaan untuk memiliki tim perekrut yang beragam secara rasial dan budaya. Hal ini dapat mengurangi bias dan memastikan bahwa perspektif yang berbeda dipertimbangkan dalam proses perekrutan.


4. Meninjau proses perekrutan secara berkala

Perusahaan harus secara aktif dan teratur meninjau atau mengevaluasi proses perekrutan untuk mengidentifikasi potensi bias rasial dan membuat perubahan yang diperlukan. Ini dapat dilakukan dengan cara menganalisis data perekrutan untuk melihat apakah ada disparitas rasial dalam tahap-tahap tertentu dari proses perekrutan karyawan baru.


5. Menyediakan lingkungan kerja yang inklusif

Langkah terpenting dalam menjaga lingkungan kerja inklusif adalah dengan menciptakan budaya yang mendukung keberagaman dan menghargai kontribusi semua karyawan. perusahaan wajib memiliki kebijakan anti diskriminasi yang jelas dan memberikan pelatihan tentang pentingnya menghormati perbedaan.


Kesimpulan


Mengimplementasikan strategi anti rasisme dalam proses perebutan dan pemilihan karyawan merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan kerja inklusif dan adil. dengan meningkatkan kesadaran menggunakan kriteria seleksi yang objektif diversifikasi tim perekrut dan membuat kebijakan anti rasisme, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan bias rasial dalam proses perekrutan titik Selain itu, penting untuk menyediakan lingkungan kerja inklusif dimana semua karyawan merasa dihargai dan didukung tanpa memandang ras atau latar belakang budaya mereka.

 

*Jika Anda memiliki pertanyaan, silahkan email info@conversations4change.com

 

Daftar Pustaka



Cunningham , G. B. (2018). Minority job applicants with “strong racial identities” may encounter less pay and lower odds of getting hired. 


Diskriminasi Saat Proses Rekrutmen. (2023). Retrieved from https://msi-indonesia.com/diskriminasi-saat-proses-rekrutmen/ 


The ultimate guide to avoid racial discrimination in hiring. (2023). Retrieved from https://www.caseiq.com/resources/the-ultimate-guide-to-avoiding-racial-discrimination-in-hiring/













14 tampilan0 komentar
bottom of page