Masyarakat Indonesia banyak yang beranggapan bahwa gangguan ADHD hanyalah alasan bagi seseorang untuk bermalas-malasan atau gangguan yang dibuat-buat. Tetapi penelitian dari Thomas Brown menyatakan bawa ADHD disebabkan oleh ketidakseimbangan fungsi eksekutif dari otak yang mempengaruhi 6 area:
Memprioritaskan pekerjaan
Fokus kepada pekerjaan
Mengatur kewaspadaan, usaha, dan kecepatan proses berpikir
Mengelola frustrasi dan memodulasi emosi
Memanfaatkan memori kerja dan mengakses recall
Memantau tindakan dan mengatur perilaku
Hal itulah yang menyebabkan penderita ADHD suka pelupa, kesulitan mengatur waktu, suka berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya, tidak bisa fokus pada satu kegiatan dsb, sehingga menciptakan mitos bahwa orang dengan ADHD kurang cerdas, orang dengan ADHD malas dan kurang motivasi atau orang dengan ADHD lalai dan tidak bertanggung jawab.
Forbes berkata lain
Dirangkum dari forbes dengan judul “ADHD: The Entrepreneur's Superpower “, dua tokoh pengusaha terkenal guru bisnis Sir Richard Branson, pendiri IKEA Ingvar Kamprad dan pendiri JetBlue David Neeleman memiliki dua kesamaan, yang pertama adalah ia telah mencapai kesuksesan besar dalam bisnis, dan yang lainnya adalah keduanya telah didiagnosis menderita ADHD. Gangguan ADHD sering kali dianggap sebagai suatu kelainan, namun banyak pengusaha yang didiagnosis dengan ADHD percaya bahwa gejala ADHD yang mereka alami sebenarnya memberi mereka keunggulan kompetitif dalam dunia bisnis.
Beberapa karakteristik ADHD yang disorot sebagai kekuatan potensial bagi wirausaha, antara lain kreativitas, fleksibilitas, antusiasme, dan kemampuan berpikir cepat. Kreativitas dapat membantu pengusaha ADHD melihat masalah secara keseluruhan dan menemukan solusi inovatif. Fleksibilitas memungkinkan mereka dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan dan tantangan dalam bisnis. Antusiasme dan energi yang tinggi dapat memberi mereka dorongan yang diperlukan untuk menghadapi risiko dan mengatasi hambatan.
Dalam artikel forbes lainnya dengan judul “Unlocking The Power Of Neurodiversity: Embracing ADHD Awareness Month”, menggambarkan bahwa karyawan dengan ADHD dapat menjadi aset berharga bagi perusahaan, karena karyawan dengan ADHD memiliki kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah yang unggul. Kuncinya adalah merancang program dan strategi tempat kerja yang membantu karyawan memanfaatkan kekuatan ini untuk tim, kolega, dan perusahaan mereka.
Penelitian dari Accenture menemukan bahwa perusahaan yang memperjuangkan keanekaragaman saraf dan inklusi disabilitas mengalami peningkatan pendapatan sebesar 28% dan peningkatan margin keuntungan sebesar 30%.
Meskipun demikian, tetap saja ADHD dapat menyebabkan tantangan tersendiri, seperti kesulitan dalam menjaga fokus dan mengorganisir sesuatu. Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang kekuatan dan tantangan terhadap gangguan ADHD, para pengusaha dengan ADHD dapat belajar mengelola gejala mereka dan memanfaatkannya sebagai alat untuk kesuksesan dalam dunia bisnis.
Cara penanganan ADHD di tempat kerja
Dalam mendorong dan menghargai para pengidap gangguan ADHD atau Neurodivergent di tempat kerja diperlukan fokus dan strategis tersendiri. Beberapa langkah ini dapat membantu dalam membantu karyawan dengan ADHD di tempat kerja :
1. Akomodasi di tempat kerja
Orang dengan ADHD mempunyai kemampuan fokus yang luar biasa pada pekerjaan yang disenangi dan pada Periode Puncak Fokus. Oleh kaena itu penting bagi perusahaan untuk mengenal tugas seperti apa yang menimbulkan hyperfocus pada orang ADHD sehingga organisasi Anda dapat mendapatkan keuntungan prima dari seseorang dengan ADHD. Yang kedua, Anda dapat memberikan kesempatan bagi orang dengan ADHD untuk bekerja pada masa Periode Puncak Fokus mereka.
2. Dukungan Kesehatan Mental
Pengidap ADHD sadar kalau dia melakukan banyak kesalahan atau pelupa atau dia berbeda dengan karwayan lain. Oleh karena itu, tingkat anxiety mereka juga lebih tinggi. Menciptakan tempat kerja yang mempunayi toleransi tinggi dan memberikan dukungan kesehatan mental adalah penting bagi semua karyawan.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang ADHD
Perusahaan dapat menciptakan program yang memberikan training kepada karyawan lainnya untuk menghilangkan stigma atas ADHD. Perusahaan dapat juga menciptakan Resource Group, seperti Allies Group yang dapat memberi dukungan kepada karyawan dengan ADHD.
Jika Anda memiliki pertanyaan, silahkan email info@conversations4change.com
Daftar Pustaka
Aninda, N. (2021). 4 Mitos Tentang ADHD, Bukan Sekadar Kurang Motivasi Apalagi Malas. Retrieved from https://hypeabis.id/read/2683/4-mitos-tentang-adhd-bukan-sekadar-kurang-motivasi-apalagi-malas
Archer, Dr. D. (2024). ADHD: The entrepreneur’s superpower. Retrieved from https://www.forbes.com/sites/dalearcher/2014/05/14/adhd-the-entrepreneurs-superpower/?sh=21904ef59e97
Casabianca, S. S. (2021). What’s ADHD and how is it treated? Retrieved from https://psychcentral.com/adhd/adhd-overview#symptoms
Dr. Brown. (n.d.). The brown model of ADD/ADHD: Brown ADHD clinic: United States. Retrieved from https://www.brownadhdclinic.com/the-brown-model-of-add-adhd
Kenali Gejala ADHD pada Orang Dewasa dan Cara Mengatasinya. (2023). Retrieved from https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/adhd-pada-orang-dewasa#mcetoc_1hcegp3fh4u
Mizrahi, E. (2024). Council post: The importance of people when navigating the workplace with ADHD. Retrieved from https://www.forbes.com/sites/forbesbusinesscouncil/2024/03/12/the-importance-of-people-when-navigating-the-workplace-with-adhd/?sh=5228fb12a1ed
Staglin, G. (2023). Unlocking the power of neurodiversity: Embracing ADHD awareness month. Retrieved from https://www.forbes.com/sites/onemind/2023/11/06/unlocking-the-power-of-neurodiversity-embracing-adhd-awareness-month/?sh=22f8f44870a1
Comments