Belakangan ini beredar rumor di media sosial bahwa Generasi Z merupakan generasi yang dinilai memiliki kualitas, kemampuan, dan etos kerja yang rendah.
Banyak Gen Z yang percaya bahwa keseimbangan kehidupan kerja berarti memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Gen Z sedemikian rupa mengupayakan disiplin dalam hal jam kerja, waktu liburan, dan pembatasan kerja, hingga terkadang menyimpang dari konsep Work Life Balance yang sebenarnya. Misalnya mereka yang terlalu tertib dengan jam kerja, namun abai terhadap tingkatan tanggung jawab hingga tak menyelesaikan tugas di jam kerja. Saat diminta memenuhi kewajiban, mereka menggunakan Work Life Balance sebagai alasan.
Konsep ini memang salah, work-life balance memang mengajarkan pentingnya menyeimbangkan kehidupan pribadi dan urusan pekerjaan, namun bukan berarti Anda tidak bisa menunaikan kewajiban.
Sebenarnya apa sih Work Life Balance itu ?
work-life balance mengacu pada situasi di mana seseorang mampu mengelola dan membagi tanggung jawab pekerjaan, kehidupan keluarga, dan tanggung jawab lainnya.
Contoh gaya hidup Work Life Balance ini adalah:
Mampu mencapai hasil yang baik dalam bekerja tanpa Mengorbankan kesehatan atau kebahagiaan pribadi.
Anda dapat memprioritaskan hal-hal yang penting bagi Anda.
Ada batasan ketat berdasarkan kenyamanan.
Anda tidak perlu mencoba melakukan satu atau yang lain.
Dengan mencapai work-life balance, Anda bisa lebih produktif dan mengeksplorasi hobi atau kemampuan lain di luar pekerjaan. Ini akan membuat pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda lebih bahagia.
Manfaat Work Life Balance Bagi Karyawan
Work life balance memiliki banyak manfaat baik bagi kehidupan karyawan. Berikut ini beberapa di antaranya:
Menurunkan risiko stres
Dengan menjaga work-life balance, otomatis karyawan terhindar dari stres.
2. Meningkatkan kesejahteraan mental
Ketika ada keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, Anda akan lebih mampu menghadapi emosi dan pikiran negatif. Ini meningkatkan kesehatan mental.
3. Meningkatkan kesehatan fisik
Jika semuanya berjalan seimbang, Anda akan menjalani hidup lebih santai dan bebas stres. Hal ini juga dapat berdampak positif pada kesehatan fisik.
4. Lebih bersemangat datang ke kantor
Rata-rata karyawan enggan berangkat ke kantor karena pekerjaan yang tiada habisnya atau lingkungan kerja yang toxic. Dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi akan membuat pikiran Anda lebih positif.
5. Meningkatkan kualitas hubungan pribadi
Kurangnya waktu dengan anggota keluarga dapat menurunkan kualitas hubungan. Dengan mencapai work-life balance, Anda akan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga.
Bagaimana cara meraih Work Life Balance
1. Atur kembali jam kerja
Untuk mencapai work-life balance, Anda harus mengalokasikan waktu dan energi di antara keduanya dengan bijak, menulis daftar tugas setiap hari, dan mengatur ulang jam kerja Anda.
2. Tolak hal atau pekerjaan yang kurang penting
Pekerjaan ekstra terkadang dapat muncul tiba-tiba. Misalnya muncul menjelang pulang jam kerja atau pada hari Jumat padahal esoknya weekend. Hanya terimalah hal-hal yang penting dan mendesak. Apalagi jika masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
3. Atur prioritas pekerjaan
Agar semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik, atur prioritas pekerjaan menggunakan Matriks Eisenhower. Matriks ini membagi prioritas pekerjaan menjadi 4 seperti berikut:
Pekerjaan penting-mendesak, adalah pekerjaan yang harus dikerjakan dan diselesaikan hari ini.
Pekerjaan penting-tidak mendesak, pekerjaan yang bisa dijadwalkan waktu untuk mengerjakannya setelah pekerjaan penting-mendesak selesai.
Pekerjaan tidak penting-mendesak, jika sifatnya mendesak namun tidak terlalu penting, bisa didelegasikan kepada rekan kerja yang lain.
Pekerjaan tidak penting-tidak mendesak, hapus jenis pekerjaan ini dari daftar prioritas pekerjaan dan tidak perlu melakukannya.
4. Hindari hal-hal yang mendistraksi saat bekerja
Selain manajemen waktu dan penetapan prioritas kerja, perlu juga menghindari hal-hal yang dapat mengganggu atau mengganggu konsentrasi. Jika Anda tidak sepenuhnya fokus pada pekerjaan Anda, tugas akan memakan waktu lebih lama untuk diselesaikan dan mungkin mengakibatkan lembur.
5. Luangkan waktu untuk diri sendiri dan keluarga
Luangkan waktu bersama diri sendiri atau keluarga setelah pulang kerja. Jika Anda terlalu lelah untuk melakukan aktivitas berat sepulang kerja, Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk menonton serial TV, membaca buku, minum teh, atau bermeditasi. Luangkan waktu untuk bertemu dengan keluarga atau orang tercinta sepulang kerja atau di akhir pekan
6. Hindari membawa pekerjaan ke rumah
Selesaikan pekerjaan di kantor, lakukan sesekali jika ada pekerjaan penting dan memang harus segera diselesaikan. Jangan membiasakan diri membawa pekerjaan ke rumah atau bekerja di luar jam kerja agar bisa punya waktu untuk melakukan hal lain di luar pekerjaan.
7. Komunikasikan jika butuh bantuan
Bekerja terlalu lama dengan beban kerja yang menumpuk bisa menyebabkan stress bahkan bisa burnout. Semua tidak harus diselesaikan sendiri, bisa minta bantuan kepada rekan kerja agar beban kerjanya bisa dibagi.
Jika Anda memiliki pertanyaan, silahkan email info@conversations4change.com
Daftar Rujukan
Fadli, R. (2023, November 9). Menjaga work life balance bagi karyawan sangat penting agar tidak mengalami stres. Simak tips-tips untuk menja. Halodoc. Retrieved June 13, 2024, from https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-work-life-balance-dan-pentingnya-bagi-karyawan
Perdana, A. (2022, February 3). Work Life Balance: Arti, Manfaat, Cara Mewujudkan, dan Faktor yang Memengaruhi. Retrieved June 13, 2024, from https://glints.com/id/lowongan/work-life-balance-adalah/#pengertian-work-life-balance
Purwanti, H. (2023, June 2). Cara mencapai work life Balance. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Retrieved June 13, 2024, from https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jakarta/baca-artikel/16181/Cara-Mencapai-Work-Life-Balance.html
Comments